Pemalang, LMP News – Aliansi Ormas Pemalang Bersatu terdiri dari LMPI, 234 SC, LMP, Forum Perkumpulan Wartawan Peduli Sosial Pemalang (WPSP), GWI dan CMI kembali menarik perhatian publik dengan sebuah aksi yang tidak hanya bertujuan untuk menjaga kelestarian lingkungan, tetapi juga untuk menuntut kejelasan kelengkapan terkait izin pembangunan sebuah tower yang kini berdiri di Desa Serang, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.
Aliansi ini akan melaksanakan aksi sosial berupa tabur benih ikan lele di lubang bangunan tower tersebut, sebagai simbol protes terhadap kurangnya transparansi dalam proses perizinan pembangunan di wilayah tersebut.
Aliansi Pantura Bersatu yang terdiri dari berbagai kelompok masyarakat, aktivis lingkungan, dan tokoh lokal, organisasi, dan wartawan mengungkapkan kekhawatiran mereka terkait pembangunan tower yang telah mengubah lanskap kawasan Pantura.
Kami Ingin tahu apakah pembangunan tower ini sudah melalui proses perizinan yang benar, apakah sudah mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan dan ekosistem setempat. Kami merasa masyarakat berhak mendapatkan penjelasan yang jelas tentang proyek ini,” ujar salah satu perwakilan Aliansi Pantura Bersatu.
Aliansi ini menuntut pihak berwenang untuk segera memberikan klarifikasi mengenai izin pembangunan tower tersebut.
“Aksi Tabur Benih Ikan Lele sebagai Simbol Protes”
Sebagai bagian dari aksi protes mereka, Aliansi Pantura Bersatu berencana untuk menaburkan benih ikan lele di lubang bangunan tower yang telah lama tidak terpakai. Aksi ini dimaksudkan sebagai simbol pengembalian fungsi ekologis dari lahan yang telah terganggu akibat pembangunan tower tersebut.
“Taburan benih ikan lele ini adalah bentuk kepedulian kami terhadap ekosistem perairan yang mulai rusak. Selain itu, kami berharap aksi ini bisa menarik perhatian masyarakat luas dan memberikan pesan bahwa kita harus lebih peduli dengan lingkungan sekitar,” tambahnya.
Lubang di sekitar tower yang dipilih untuk lokasi penaburan benih ikan lele dianggap sebagai area yang berpotensi untuk dikembalikan fungsinya. Dengan perawatan yang tepat, kawasan ini diharapkan dapat menjadi tempat berkembang biaknya ikan, sekaligus membantu menjaga keseimbangan ekosistem lokal.
*Masyarakat Antusias dan Mendukung Aksi*
Masyarakat sekitar Serang Petarukan juga menunjukkan dukungan terhadap aksi yang digagas oleh Aliansi Pantura Bersatu. Banyak di antara mereka yang merasa prihatin dengan dampak pembangunan tower terhadap lingkungan sekitar dan berharap agar proyek-proyek pembangunan selanjutnya dapat lebih memperhatikan aspek keberlanjutan lingkungan.
Mirisnya, pemilik lahan juga belum terealisasi terkait sewa lahan tower tersebut. “Selain tuntutan soal izin, kami juga mendukung upaya menjaga lingkungan dengan cara-cara seperti ini. Semoga bisa menjadi pelajaran bagi semua pihak tentang pentingnya keseimbangan antara pembangunan dan pelestarian alam.
Harapan ke Depan: Pembangunan Berkelanjutan dan Transparansi
Dengan adanya aksi ini, Aliansi Pantura Bersatu berharap dapat mendorong adanya pembenahan dalam hal transparansi dan regulasi perizinan pembangunan di setiap wilayah. Mereka berharap agar pihak berwenang dapat lebih melibatkan masyarakat dalam setiap proyek pembangunan yang dapat berdampak langsung pada lingkungan.
“Kami ingin agar ke depan, pembangunan yang ada benar-benar mempertimbangkan kelestarian alam dan tidak hanya berorientasi pada keuntungan semata. Semua pihak harus bekerja sama untuk memastikan bahwa pembangunan dan lingkungan bisa berjalan beriringan,” tegas perwakilan aliansi.
Aksi ini diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya peran serta mereka dalam pengelolaan sumber daya alam dan keberlanjutan pembangunan.
Seiring dengan itu, transparansi dalam setiap tahapan perizinan proyek pembangunan harus menjadi prioritas utama demi terciptanya lingkungan yang lebih sehat dan berkelanjutan. (Tim)