Melalui Tari, Pemalang Lestarikan Warisan Budaya di Hari Tari Sedunia 2025

  • Bagikan
IMG 20250505 WA00092
banner 468x60

LMP News|Pemalang  – Di tengah arus modernisasi yang kian deras, Kabupaten Pemalang menjawab tantangan zaman dengan cara tak biasa, menari 12 tanpa jeda. Menggambarkan denyut budaya, ketika ratusan penari menorehkan gerak dalam rangka memperingati Hari Tari Dunia.

Elly Prihatin, seniman dan pendiri Sanggar Seni Tari Srimpi, menjadi sorotan seraya peringatan Hari Tari Dunia 2025, yang digelar di Pendopo Kantor Bupati Pemalang, (3/5/2025).

Melalui sebuah perayaan penuh semangat dan kreativitas, Elly memimpin ratusan penari dari berbagai sanggar seni menari selama 12 jam tanpa jeda, menandai momen luar biasa dalam sejarah seni pertunjukan di Kabupaten Pemalang dan mengangkat seni tari Indonesia ke ranah yang lebih luas.

Pementasan berlangsung dari sore hingga dini hari, di jantung pemerintahan Pemalang, tepatnya di Pendopo Kantor Bupati, menyulap ruang birokrasi menjadi panggung budaya.

Perayaan ini bukan sekadar seremoni tahunan. Ia menjadi simbol kebangkitan seni tari lokal, yang semakin inklusif, melibatkan anak-anak sekolah hingga seniman profesional, serta memadukan tarian tradisional dengan kreasi kontemporer yang segar. Lebih dari sekadar hiburan, acara ini menjadi wadah edukatif, inspiratif, dan membangun karakter generasi muda.

Dengan dukungan belasan sanggar seni dan partisipasi aktif ratusan penari, atmosfer perayaan dibalut energi kolektif yang kuat. Elly, dengan stamina dan jiwa seninya, menari nyaris tanpa henti, menjadi pusat perhatian sekaligus simbol dedikasi dalam pelestarian budaya.

Dalam wawancaranya, dengan awak media, Elly menyatakan bahwa, Hari Tari Dunia adalah momentum strategis untuk menanamkan kecintaan terhadap seni tradisi. “Ini bukan hanya soal tampil, tapi soal warisan budaya. Kami ingin anak-anak tahu bahwa tari adalah bagian dari jati diri bangsa,” ujarnya.

Tak berhenti disini, Elly mengungkapkan visi besar untuk tahun 2026, sebuah pertunjukan tari marathon selama 24 jam, melibatkan lebih banyak komunitas seni dari berbagai daerah, menjadikan Pemalang sebagai poros baru gerakan budaya nasional.

bahwa seni tari memiliki kekuatan membangun identitas kolektif, menjadi ruang ekspresi lintas generasi, serta menghubungkan masa lalu, kini, dan masa depan Indonesia melalui gerak dan ritme.

Catatan redaksi:
Hari Tari Dunia yang diperingati setiap 29 April menjadi pengingat global atas pentingnya seni pertunjukan sebagai warisan tak ternilai umat manusia. Di Pemalang, gema perayaan ini telah membuktikan bahwa semangat lokal mampu berbicara di panggung internasional.(FP)

Penulis: FPEditor: Redaksi LMP News
banner 120x600
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *